BAB I

PENDAHULUAN
 Al-qur’an adalah kalammullah yang diturunkan kepada nabi muhammad lewat perantara malaikat Jibril sebagai mu’jizat. Al-Qur’an adalah sumber ilmu bagi kaum muslimin yang merupakan dasar-dasar hukum yang mencakup segala hal, baik aqidah, ibadah, etika, mu’amalah dan sebagainya.

وَنَزَّلْنَا عَلَيْكَ الْكِتَـبَ تِبْيَانًا لِّكُلِّ شَىْءٍ وَهَدَى وَرَحْمَةً وَبُشْرَى لِلْمُسْلِمِينَ

Dan Kami turunkan kepadamu Al Kitab (Al Quran) untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri.(Q.S.An-Nahl 89)
Mempelajari isi Al-qur’an akan 

 
BAB I

Pendahuluan

Setiap orang memiliki filsafat walaupun ia mungkin tidak sadar akan hal tersebut. Kita semua mempunyai ide-ide tentang benda-benda, tentang sejarah, arti kehidupan, mati, Tuhan, benar atau salah, keindahan atau kejelekan dan sebagainya. 1) Filsafat adalah sekumpulan sikap dan kepercayaan terhadap kehidupan dan alam yang biasanya diterima secara tidak kritis. Definisi tersebut menunjukkan arti sebagai informal. 2) Filsafat adalah suatu proses kritik atau pemikiran terhadap kepercayaan yang sikap yang sangat kita junjung tinggi. Ini adalah arti yang formal. 3) Filsafat adalah usaha untuk mendapatkan gambaran keseluruhan. 4) Filsafat adalah sebagai analisa logis dari bahasa serta penjelasan tentang arti kata dan konsep. 5) Filsafat adalah sekumpulan problema-problema yang langsung yang mendapat perhatian dari manusia dan yang dicarikan jawabannya oleh 

 
Bab I

Pendahuluan

AHLUS SUNNAH WALJAMAAH dan berbagai penyimpangan aqidah yang terjadi ditengah-tengah umat ini, akan dapat memperkokoh aqidah AHLUS SUNNAH WALJAMAAH serta menghindarkan diri dari segala bentuk ajaran yang menyesatkan. Berkata para ulama :

"Barang siapa yang tidak mengetahui suatu keburukan, maka dikhawatirkan ia akan terjerumus ke dalamnya".

Sedangkan di dalam aqidah umat Islam yang ahli sunnah wal jamaah ini, mungkin saja ada perbedaan teknis dalam masalah tata cara ibadah. Perbedaan ini sangat logis, wajar dan

 
Pendahuluan

Islam adalah dien yang sempurna dan ditasbihkan menjadi sebuah agama yang rahmatan lil ‘alamiin. Kesempurnaan tersebut ditopang oleh pedoman hidup bagi penganutnya yang secara langsung mendapatkan jaminan keontetikan dari Allah Tabaraka wa Ta’ala sampai akhir jaman. Jaminan kesempurnaan juga diberikan oleh Muhammad Shalallaahu alaihi wassalam yang berperan sebagai nabi penyampai risalah dengan sifat shidiq, amanah, fathanah, dan tabligh yang senantiasa melekat pada dirinya, sehingga melalui beliau, Islam menjadi 

 
Pendahuluan

Ahl al-Sunah wa-al-Jama’ah merupakan ajaran Islam yang murni, dan sudah ada sejak masa Rasulallah SAW. Hanya saja waktu itu belum terkodifikasi serta terumuskan dengan baik. Gerakan kembali kepada ajaran Ahl al-Sunah wa al-Jama’ah dimulai oleh dua ulama yang sudah terkenal pada masanya, yakni Imam Asy’ari dan Imam Maturidi. Karena itu, ketika ada yang menyebut Ahl al- Sunah wa al-Jama’ah, pasti yang dimaksud adalah golongan yang mengikuti rumusan kedua iman tersebut. Sebagaimana yang dikemukakan oleh 

 
Pendahuluan

Kemampuan menangkap ide ketuhanan dikatakan oleh para ahli sebagai karakter manusia yang paling dalam dan pembeda utamanya dari binatang lain. Kemampuan ini ditanamkan oleh Allah ke dalam diri manusia laksana tanda tangan yang ditinggalkan oleh pelukis di dalam karyanya. Tapi, sebagaimana maklum, persepsi manusia tentang Tuhan tidak sama, bahkan Tuhan dalam persepsi para penganut satu agama pun dapat berbeda-beda.

Perbedaan ini di antaranya disebabkan oleh sulitnya pembahasan dalam masalah ketuhanan. Jika dalam pengetahuan praktis yang sederhana saja manusia sering berbeda pendapat, maka di dalam pengetahuan yang rumit seperti 

 
Pendahuluan

Sebagai makhluk social, manusia tidak bisa lepas untuk berhubungan dengan orang lain dalam kerangka memenuhi kebutuhan hidupnya. Kebutuhan manusia sangat beragam, sehingga terkadang secara pribadi ia tidak mampu untuk memenuhinya, dan harus berhubungan dengan orang lain. Hubungan antara satu manusia dengan manusia lain dalam memenuhi kebutuhan, harus terdapat aturan yang menjelaskan hak dan kewajiban keduanya berdasarkan kesepakatan. Proses untuk membuat kesepakatan dalam kerangka memenuhi kebutuhan keduanya, lazim disebut dengan proses untuk berakad atau

 
A. Pendahuluan
Ilmu pengetahuan adalah himpunan pengetahu Al-Qur’an secara ilmu kebahasaan berakar dari kata qaraa yaqrau qur’anan yang bererti “bacan atau yang dibaca”. Secara general Al-Qur’an didefenisikan sebagai sebuah kitab yang berisi himpunan kalam Allah, suatu mukjizat yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. melalui perantaraan malikat Jbril, ditulis dalam mushaf yang kemurniannya senantiasa terpelihara, dan membacanya merupakan amal ibadah.

Al- Qur’an adalah kitab induk, rujukan utama bagi segala rujukan, sumber dari segala sumber, basis bagi segala sains dan ilmu pengetuhan, sejauh mana keabsahan ilmu harus

 
BAB I

PENDAHULUAN

            Pemikiran-pemikiran para filosof dari pada ajaran dan wahyu dari Allah sehingga banyak ajaran Islam yang tiddak mereka akui karena menyelisihi akal menurut prasangka mereka Berbicara perpecahan umat Islam tidak ada habis-habisnya, karena terus menerus terjadi perpecahan dan penyempalan mulai dengan munculnya khowarij dan syiah kemudian muncullah satu kelompok lain yang berkedok dan berlindung dibawah syiar akal dan kebebasan berfikir, satu syiar yang menipu dan 

 
Bab I

Pengantar

Segala puji bagi Allah Swt. Yang telah menurunkan al-Qur’an ke bumi sebagai petunjuk, pedoman dan pengetahuan bagi manusia.

Sholawat serta salam tetap dan terus mengalir kepada Nabi Muhammad Saw. manusia yang mempunyai jasa besar sebagai perantara turunya al-Qur’an kepada umat manusia.

Sesungguhnya al-Qur’an adalah Wahyu Ilahi yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw. yang telah disampaikan kepada kita ummatnya dengan jalan mutawatir, yang dihukumi kafir bagi orang yang mengikarinya.[1]

Al-Qur’an adalah sebuah undang-undang bagi agama Islam, yang diyakini oleh orang muslim akan keaslian dari Sang Ilahi, tanpa ada campur tangan manusia dalam merubah atau menggati lafadz serta ma’nanya.

Ibarat  pengemudi yang akan mengantarkan penumpangnya ke jalan lurus selamat dan sukses di dunia maupun di akhirat, ia tidak akan

®.Mahasiswa al-Azhar.

[1] .Prof.Dr. T.M. Hasbi Ash Shidikiy, sejarah dan pengantar ilmu al-Qur’an, Bulan bintang, Jakarta, cet. 14, 1992, hal 3.